Cegah Radikalisme di Lingkungan Pendidikan

Radikalisme merupakan momok yang mengerikan bagi Bangsa Indonesia. Radikalisme adalah faham sosial /politik yang dalam usaha mencapai tujuannya, menggunakan cara - cara kekerasan. Istilah radikalisme berasal dari bahasa Latin " radix ", yang artinya akar ,pangkat, bagian bawah atau juga bisa berarti menyeluruh , habis - habisan dan amat keras untuk menuntut perubahan .             

Paham radikalisme tumbuh subur dan menyusup melalui lingkugan sekolah, menancapkan mendoktrin secara pelan dan  perlahan tapi pasti .Pelajar menjadi sasaran empuk untuk bisa mendulang kekuatan dalam menebarkan virus ekstrim yang nilai simpatik dan perduli terhadap sesama dilunturkan, kelembutan dan kasih sayang berubah menjadi kekerasan, tawuran . Toleran berubah menjadi intoleran melawan keberagaman yang terjadi di lingkungan masyarakat.  Kebhinneka tunggal ika yang sudah menjadi semboyan sengaja dibenturkan dengan berbagai alasan.             

Virus ekstrim radikalisme secara tidak sadar terus di gelontorkan / di beri kan di lingkungan sekolah. Pelajar disiapkan menjadi garda depan kekuatan  untuk  merealisasikan faham radikalisme dimasa mendatang . Tindak kekerasan radikalisme yang timbul kian marak beredar melalui sosial media. 

Untuk itu peran sekolah dan keluarga sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan  faham radikalisme masuk ke dalam pelajar / lingkumgan sekolah.  Hal pertama yang harus dilakukan adalah memperkuat pendidikan Pancasila dan Kewarga negaraan dengan cinta NKRI. Paham radikalisme bertentangan dengan Pancasila, yang mengajarkan nilai - nilai kemanusiaan untuk menjadi warga negara yang baik. Tidak hanya sekedar teori saja melainkan juga dalam praktek, penerapan dalam kehidupannya.             

Pancasila yang nota bene menjadi dasar Negara kita akan mengajar kan cinta NKRI/Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan dengan semangat Nasionalisme yang tinggi ,cinta NKRI akan bisa mencegah radikalisme untuk  masuk ke dalam lingkungan sekolah.              

Hal ke dua adalah harus memperkuat pendidikan agama dan budi pekerti . Dengan pendidikan agama yang kuat  secara otomatis dengan sendirinya budi pekerti akan sejalan menuju kebaikan . Agama merupakan sumber kekuatan diri manusia dalam menjalani kehidupan 

Hal ke tiga adalah penguatan karakter. Dengan karakter yang kuat,para pelajar tidak akan mudah dipengaruhi oleh faham ekstrim radikalisme . Jika perkembangan tekhnologi tidak di imbangi dengan penguatan karakter maka para pelajar akan mudah di ombang ambingkan oleh informasi/berita hoax,radikal .              

No comments

Powered by Blogger.